Makalah Kebutuhan dasar manusia ii
Diit dm dan typus
Tugas ini untuk
memenuhi mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia II
PRODI D-III KEPERAWATAN
KAMPUS SIDOARJO
POLTEKKES KEMENKES
SURABAYA
Jl. Pahlawan No. 173 A
Kata Pengantar
Segala puji syukur kami
panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Kebutuhan Dasar Manusia II yang berjudul “Diit Diabetes
Melitus dan Typus ” .Selawat serta salam kami sanjungkan kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam berilmu pengetahuan seperti
yang kita rasakan sekarang. Makalah ini berisi konsep dan berbagai ketentuan
mengenai diit diabetes melitus dan typus. Kami berharap semoga makalah ini
dapat berguna bagi seluruh pembaca.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan,baik secara langsung
maupun tidak langsung .
Kami juga menyadari bahwa tugas
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan tugas makalah ini.
Sidoarjo, Maret 2012
Sidoarjo
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………….…………………….
|
i
|
Kata Pengantar………………………………………………………………..
|
ii
|
Daftar Isi……………………………………………………..............
|
iii
|
Bab I
Pendahuluan.………………………………………………………...
|
iv
|
1.1 Latar Belakang
|
|
1.1 Latar
Belakang…………………………………………………...
|
1
|
Bab II
Landasan Teori……………………………………………………...
|
2
|
2.1 Naskah Resmi…………………………………………………...
|
2
|
2.2 Ejaan yang Disempurnakan…………………………………….
|
2
|
Bab III
Pembahasan………………………………………………...……….
|
3
|
3.1 Aturan Ejaan yang Disempurnakan…………………………….
|
3
|
3.2 Bahasa Indonesia dalam Surat………………………………….
|
4
|
3.2.1 Penggunaan Kata
baku……………………………………
|
5
|
3.2.2 Kata yang Lazim…............………………………………..
|
5
|
3.2.3 Kata yang Cermat
……………………………………….
|
5
|
3.2.4 Ungkapan
Idiomatik ……………………………………
|
5
|
3.2.5 Ungkapan
Penghubung……………………………………
|
5
|
3.2.6 Ungkapan yang Bersinonim……………………………….
|
6
|
3.2.7 Kata-kata yang
Mirip……………………………………...
|
6
|
3.2.8 Penerapan Ejaan yang
Disempurnakan……………………
|
6
|
3.3 Penggunaan Ejaan dalam Penulisan komponen
Surat………….
|
7
|
3.3.1 Kepala surat atau Kop Surat……………………………...
|
7
|
3.3.2 Tanggal surat……………………………………………...
|
8
|
3.3.3 Nomor surat………………………………………………
|
9
|
3.3.4 Lampiran ………………………………………………...
|
9
|
3.3.5 Hal surat………………………………………………….
|
10
|
3.3.6 Alamat dalam Surat………………………………………
|
10
|
3.3.7 Salam Pembuka…………………………………………...
|
12
|
3.3.8 Isi Surat…………………………………………………...
|
12
|
3.3.9 Salam Penutup…………………………………………….
|
14
|
3.3.10 Tanda Tangan, Nama Jelas dan Jabatan………………..
|
15
|
3.3.11 Tembusan……………………………………………….
|
15
|
3.3.12 Inisial…………………………………………………....
|
16
|
Bab IV Penutup……………………………………………………..………
|
17
|
4.1 Kesimpulan……………………………………………………..
|
17
|
4.2 Saran………………………………………………………...….
|
17
|
Bab I
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Diet adalah jumlah makanan yang
dikonsumsi oleh seseorang atau organismetertentu. Jenis diet sangat dipengaruhi oleh latar
belakang asal individu atau keyakinan yang dianut masyarakat tertentu. Walaupun
manusia pada dasarnya adalah omnivora, suatu
kelompok masyarakat biasanya memiliki preferensi atau pantangan terhadap
beberapa jenis makanan.
Berbeda
dalam penyebutan di beberapa negara, dalam bahasa Indonesia, kata diet lebih sering ditujukan untuk
menyebut suatu upaya menurunkan berat badan atau mengatur asupan nutrisi
tertentu. Artikel ini akan membahas mengenai diet dalam pengertian yang kedua.
Dalam
pekembangannya, diet dalam konteks upaya mengatur asupan nutrisi dibagi
menjadi beberapa jenis, yaitu:
- Menurunkan Berat (Massa) Badan
misalnya bagi model atau aktris yang ingin menjaga penampilannya.
- Meningkatkan Berat (Massa) Badan
misalnya bagi olahragawan atau atlet binaraga yang ingin meningkatkan
massaotot.
- Pantang Terhadap Makanan Tertentu
misalnya bagi penderita diabetes (rendah karbohidrat dan gula).
Dalam
makalah ini, penulis mengangkat dua topic, yaitu diit pada penyakit diabetes
mellitus dan pada penyakit typus.Seperti kita ketahui, asupan makanan bagi
pasien dengan gangguan tersebut sangat penting untuk diperhatikan.Oleh karena
itu penulis merasa tertantang untuk mengulas penjelasan mengenai kedua diit
tersebut dalam makalah ini.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Apa pengertian
dari diit
1.2.2
Apa pengertian
dari diit diabetes mellitus
1.2.3
Apa pengertian
dari diit typus
1.2.4
Bagaimana
ketentuan dari diit diabetes mellitus
1.2.5
Bagaimana
ketentuan dari diit typus
1.2.6
Bagaimana upaya
pencegahan dari kedua penyakit tersebut
1.3
Tujuan
1.3.1
Mampu
menjelaskan pengertian dari diit
1.3.2
Mampu
menjelaskan pengertian dari diit diabetes mellitus
1.3.3
Mampu menjelaskan
pengertian dari diit typus
1.3.4
Mampu
menjelaskan ketentuan dari diit diabetes mellitus
1.3.5
Mampu
menjelaskan ketentuan dari diit typus
1.3.6
Mampu
meenjelaskan upaya pencegahan dari kedua penyakit tersebut
Bab II
Pembahasan
2.1 Pengertian diit
Diet adalah cara memilih makanan untuk dikonsumsi
dengan tujuan menurunkan berat badan maupun menjalani gaya hidup sehat.Pengertian
diet sebenarnya adalah mengatur pola dan asupan makan, bukan malah mengurangi
porsi atau mengubah pola makan,
sehingga mengurangi kadar asupan gizi yang sebenarnya diperlukan tubuh. Yang
benar adalah mengatur kadar asupan gizinya sehingga tidak berlebihan atau
justru memasukkan kandungan makanan yang tidak diperlukan tubuh pada kondisi
tertentu. Beberapa prinsip perlu diperhatikan pada saat Anda memutuskan untuk
berdiet.
Dalam
pekembangannya, diet dalam konteks upaya mengatur asupan nutrisi dibagi
menjadi beberapa jenis, yaitu:
- Menurunkan Berat (Massa) Badan
misalnya bagi model atau aktris yang ingin menjaga penampilannya.
- Meningkatkan Berat (Massa) Badan
misalnya bagi olahragawan atau atlet binaraga yang ingin meningkatkan
massaotot.
- Pantang Terhadap Makanan Tertentu
misalnya bagi penderita diabetes (rendah karbohidrat dan gula).
2.2
PengertianDiabetes Mellitus
Diabetes
mellitus, DM yang juga dikenal di
Indonesia dengan istilah penyakit kencing gula adalah kelainan metabolis yang
disebabkan oleh banyak faktor, dengan simtoma berupa hiperglisemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, sebagai
akibat dari:
- defisiensi sekresihormoninsulin,
aktivitas insulin, atau keduanya
- defisiensitransporter glukosa.
- atau keduanya.
Berbagai penyakit, sindrom dan simtoma dapat
terpicu oleh diabetes mellitus, antara lain: Alzheimer, ataxia-telangiectasia, sindrom Down, penyakit Huntington, kelainan mitokondria, distrofi miotonis, penyakit Parkinson, sindrom Prader-Willi, sindrom Werner, sindrom Wolfram, leukoaraiosis, demensia, hipotiroidisme, hipertiroidisme, hipogonadisme, dan lain-lain.
Penyakit ini disebabkan oleh adanya kerusakan
kelenjar pancreas ataupun alat dalam pancreas, untuk melakukan fungsinya secara
wajar, terutama dalam membagi insulin yang memproses gula dalam tubuh dengan
baik sehingga kurang aktifnya produksi hormone insulin dari sel kelenjar
langerhans pada organ pancreas .macetnya produksi ini bisa karena menyusutnya
jumlah sel penghasil hormon insulin sejak seseorang dilahirkan (bawaan;
keturunan), serangan virus, atau penyakit dengan degenerative. Bahkan juga
akibat penyakit autoimun.
Ada 2 macam type DM :
1. DM type I atau
disebut IDDM (Insulin Dependent Diabetes Melitus).
DM ini tergantung pada insulin.DM ini disrebabkan akibat
kekurangan insulin dalam darah yang terjadi karena kerusakan dari sel beta
pancreas. Gejala yang menonjol yaitu sering kencing (terutama malam hari), sering
lapar, dan sering haus,sebagian penderita DM type ini berat badannya normal
atau kurus.Biasanya terjadi pada usia muda dan memerlukan insulin seumur hidup.
2.
DM type II atau disebut
NIDDM (Non-Insulin Dependent Diabetes Melitus).
DM ini tidak tergantung
insulin. DM ini disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik,
kadar insulin dapat normal, rendah atau bahkan meningkat tetapi fungsi insulin
untuk metabolisme glukosa tidak ada atau kurang.Akibat glukosa dalam darah
tetap tinggi sehingga terjadi hiperglikemia, 75% dari penderita DM type II
dengan obesitas atau sangat kegemukan dan biasanya diketahui setelah usia
30 tahun.
Faktor
penyebab diabetes mellitus adalah factor keturunan dan diabetes berkaitan erat
dengan kegemukan, meskipun mekanismenya belum diketahui dengan jelas dan umur
pun juga merupakan factor pada orang dewasa karena semakin bertambahnya umur
kemampuan jaringan mengambil glukosa darah semakin menurun.
2.2.1
DiitDiabetes Mellitus
2.2.1.1 Tujuan Diet Diabetes Melitus
Tujuan dari terapi gizi pada
penyakit diabetes mellitus adalah menyesuaikan makanan dengan kesanggupan dari
tubuh untuk menggunakannya, sehingga membantu penderita untuk :
a. Menurunkan kadar gula darah
mendekati normal yang menjadi tujuan utama dalam terapi gizi ini, meskipun
kadar gula darah yang benar-benar dalam kisaran normal sangat sulit untuk dipertahankan.
b. Menurunkan gula dalam urine
menjadi negatif.
c. Mencapai berat badan
normal/ideal.
Syarat-syarat
yang diperlukan untuk diet diabetes mellitus (DM) adalah
1. Kebutuhan kalori disesuaikan dengan kelainan metabolik, umur, berat badan, tinggi badan, dan aktivitas tubuh.
1. Kebutuhan kalori disesuaikan dengan kelainan metabolik, umur, berat badan, tinggi badan, dan aktivitas tubuh.
2.
Jumlah hidrat arang disesuaikan dengan kesanggupan tubuh dalam menggunakan
tubuh dalam menggunakannya.
3.
Cukup protein, mineral, vitamin di dalam makanan.
Penentuan dari terapi gizi ini juga terkait dengan bahan makanan yang dikonsumsi penderita DM. Bahan makanan yang harus dibatasi oleh penderita DM yaitu sumber hidrat arang kompleks seperti nasi, lontong, roti, ubi, singkong, mie, bihun, macaroni dan makanan lain yang dibuat dari tepung-tepungan. Bahan makanan yang harus dihindari terdiri dari gula murni dan makanan yang diolah dengan gula murni, seperti gula pasir, gula jawa, gula-gula dodol, coklat, jam, madu, sirup, susu kental manis, es krim, kue-kue manis, cake, tarcis, buah dalam kaleng, dendeng, abon, kecap, dan lain-lain.
2.2.1.2 Kebutuhan Zat Gizi pada
Penderita DM
Perencanaan makan
hendaknya dengan kandungan zat gizi yang cukup dan disertai pengurangan total
lemak terutama lemak jenuh. Pengetahuan porsi makanan sedemikian rupa sehingga
asupan zat gizi tersebar sepanjang hari.Penurunan berat badan ringan atau
sedang (5–10 kg), sudah terbukti dapat meningkatkan kontrol diabetes, walaupun
berat badan idaman tidak dicapai.Penurunan berat badan dapat diusahakan dicapai
dengan baik dengan penurunan asupan energi yang moderat dan peningkatan
pengeluaran energi.Dianjurkan pembatasan kalori sedang yaitu 250-500 Kkal lebih
rendah dari asupan rata-rata sehari. Kebutuhan zat gizi yang dibutuhkan dapat
diuraikan sebagai berikut:
1.Protein
Hanya
sedikit data ilmiah untuk membuat rekomendasi yang kuat tentang asupan protein
orang dengan diabetes.ADA pada saat ini menganjurkan mengkonsumsi 10% – 20%
energi dari protein total, sedangkan menurut konsensus pengelolaan diabetes di
Indonesia kebutuhan protein untuk orang dengan diabetes adalah 10 – 15% energi.
Asupan protein perlu diturunkan menjadi 0,8 g/kg perhari atau 10% dari
kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati pada orang dewasa dan 65% hendaknya
bernilai biologi tinggi.
2. Total Lemak
Asupan lemak dianjurkan
kurang dari 10% energi dari lemak jenuh dan tidak lebih 10% energi dari lemak
tidak jenuh ganda, sedangkan selebihnya yaitu 60 – 70% total energi dari lemak
tidak jenuh tunggal dan karbohidrat. Distribusi energi dari lemak dan
karbohidrat dapat berbeda-beda setiap individu berdasarkan pengkajian gizi dan
tujuan pengobatan.Anjuran persentase energi dari lemak tergantung dari hasil
pemeriksaan glukosa, lipid, dan berat badan yang diinginkan. Untuk individu yang
mempunyai kadar lipid normal dan dapat mempertahankan berat badan yang memadai
(diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan normal pada anak dan remaja)
dapat dianjurkan tidak lebih dari 30% asupan energi dari lemak total dan kurang
dari 10% energi dari lemak jenuh. Dalam hal ini anjuran asupan lemak di
Indonesia adalah 20 – 25% energi. Apabila peningkatan LDL merupakan masalah
utama, dapat diikuti anjuran diet dislipidemia tahap II yaitu kurang dari 7%
energi total dari lemak jenuh, tidak lebih dari 30% energi dari lemak total dan
kandungan kolesterol 200 mg/hari.
Apabila peningkatan
trigliserida dan VLDL merupakan masalah utama, pendekatan yang mungkin
menguntungkan selain menurunkan berat badan dan peningkatan aktivitas adalah
peningkatan sedang asupan lemak tidak jenuh tunggal 20% energi dengan kurang
dari 10% energi masing-masing dari lemak jenuh dan tidak jenuh ganda sedangkan
asupan karbohidrat lebih rendah. Perencanaan makanan tinggi lemak tidak jenuh
tunggal dapat dilakukan antara lain dengan penggunaan nuts, alpukat dan minyak
zaitun. Namun demikian pada individu yang kegemukan peningkatan asupan lemak
dapat memperburuk kegemukannya. Pasien dengan kadar trigliserida lebih dari
1000 mg/dl mungkin memerlukan penurunan semua tipe lemak makanan untuk
menurunkan kadar lemak plasma dalam bentuk kilomikron.
3. Lemak Jenuh dan Kolesterol
3. Lemak Jenuh dan Kolesterol
Tujuan utama pengurangan
konsumsi lemak jenuh dan kolesterol adalah untuk menurunkan resiko penyakit
kardiovaskuler.Oleh karena itu, kurang dari 10% asupan energi sehari seharusnya
dari lemak jenuh dan asupan makanan kolesterol makanan hendaknya dibatasi tidak
lebih dari 300 mg per hari.Namun demikian rekomendasi ini harus disesuaikan
dengan latar belakang budaya dan etnik.
4. Karbohidrat dan Pemanis
Rekomendasi tahun 1994
lebih menfokuskan pada jumlah total karbohidrat dari pada jenisnya. Rekomendasi
untuk sukrosa lebih liberal, menilai kembali fruktosa dan lebih konservatif
untuk serat. Buah dan susu sudah terbukti mempunyai respon glikemik menyerupai
roti, nasi dan kentang. Walaupun berbagai tepung-tepungan mempunyai respon
glikemik yang berbeda, prioritas hendaknya lebih pada jumlah total karbohidrat
yang dikonsumsi daripada sumber karbohidrat. Anjuran konsumsi karbohidrat untuk
orang dengan diabetes di Indonesia adalah 60–70% energi.
5. Sukrosa
Bukti ilmiah menunjukkan
bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari perencanaan makan tidak
memperburuk kontrol glukosa darah pada individu dengan diabetes tipe 1 dan 2.
Sukrosa dan makanan yang mengandung sukrosa harus diperhitungkan sebagai
pengganti karbohidrat makanan lain dan tidak hanya dengan menambahkannya pada
perencanaan makan. Dalam melakukan substitusi ini kandungan zat gizi dari
makanan-makanan manis yang pekat dan kandungan zat gizi makanan yang mengandung
sukrosa harus dipertimbangkan, demikian juga adanya zat gizi-zat gizi lain pada
makanan tersebut seperti lemak yang sering dimakan bersama sukrosa.
Mengkonsumsi makanan yang bervariasi memberikan lebih banyak zat gizi dari pada
makanan dengan sukrosa sebagai satu-satunya zat gizi.
6. Pemanis Buatan
a.
Fruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil
daripada sukrosa dan
kebanyakannya karbohidrat jenis tepung-tepungan. Dalam hal ini fruktosa dapat
memberikan keuntungan sebagai bahan pemanis pada diet diabetes. Namun demikian,
karena pengaruh penggunaan dalam jumlah besar (20% energi) yang potensial
merugikan pada kolesterol dan LDL, fruktosa tidak seluruhnya menguntungkan
sebagai bahan pemanis untuk orang dengan diabetes. Penderita dislipidemia
hendaknya menghindari mengkonsumsi fruktosa dalam jumlah besar, namun tidak ada
alasan untuk menghindari makanan seperti buah dan sayuran yang mengandung
fruktosa alami ataupun konsumsi sejumlah sedang makanan yang mengandung pemanis
fruktosa.
b.
Sorbitol,
mannitol dan xylitol adalah gula alkohol biasa (polyols) yang menghasilkan
respon glikemik lebih rendah daripada sukrosa dan karbohidrat lain. Penggunaan
pemanis tersebut secara berlebihan dapat mempunyai pengaruh laksatif.
c.
Sakarin,
aspartam, acesulfame adalah pemanis tak bergizi yang dapat diterima sebagai
pemanis pada semua penderita DM.
7. Serat
Rekomendasi asupan serat
untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk orang yang tidak diabetes.
Dianjurkan mengkonsumsi 20–35 gram serat makanan dari berbagai sumber bahan
makanan.Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25 gram/hari dengan
mengutamakan serat larut.
8. Natrium
Anjuran asupan untuk
orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu tidak lebih dari 3000
mg, sedangkan bagi yang menderita hipertensi ringan sampai sedang, dianjurkan
2400 mg natrium per hari.
2.2.1.3 Prinsip Perencanaan Diet
Penderita dengan DM Kebutuhan Kalori
Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal komposisi energi adalah 60–70% dari karbohidrat, 10-15% dari protein dan 20–25% dari lemak. Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan orang dengan diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan berdasarkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30 kalori/kg BB ideal, ditambah dan dikurangi bergantung pada beberapa faktor yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas, kehamilan/laktasi, adanya komplikasi dan berat badan. Cara lain adalah seperti di bawah ini:
Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal komposisi energi adalah 60–70% dari karbohidrat, 10-15% dari protein dan 20–25% dari lemak. Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan orang dengan diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan berdasarkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30 kalori/kg BB ideal, ditambah dan dikurangi bergantung pada beberapa faktor yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas, kehamilan/laktasi, adanya komplikasi dan berat badan. Cara lain adalah seperti di bawah ini:
1.
Dewasa Kalori/kg BB Ideal
2.
Kerja santai Sedang Berat
3. Gemuk 25 30 35
4. Normal 30 35 40
5. Kurus 35 45 40 – 45
3. Gemuk 25 30 35
4. Normal 30 35 40
5. Kurus 35 45 40 – 45
Sedangkan
cara yang lebih mudah lagi adalah dengan pegangan kasar, yaitu untuk pasien
kurus 2300 – 2500 kalori, normal 1700 – 2100 kalori dan gemuk 1300 - 1500
kalori. Perhitungan jumlah kalori ditentukan oleh status gizi, umur, ada
tidaknya stress akut, dan kegiatan jasmani. Penentuan status gizi dapat dipakai
indeks masa tubuh (IMT), rumus Brocca dan persentasi dari Relative Body Weight
(RBW).
2.3 Pengertian Typus
abdominalis
Thypus abdominalis adalah penyakit infeksi akut
yang biasa mengenai saluran pencernaan. Gejala yang biasa ditimbulkan adalah
demam yang tinggi lebih dari 1 minggu, gangguan pada saluran pencernaan, dan
gangguan kesadaran (FKUI, 1985).
Thypus Abdominalis adalah suatu penyakit infeksi pada usus halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran (Rampengan,1990).
Thypus Abdominalis adalah suatu penyakit infeksi pada usus halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran (Rampengan,1990).
Penyakit
infeksi yang disebabkan oleh salmonella typhi atau salmonella paratyphi A, B,
atau C. Penyakit ini mempunyai tanda-tanda khas berupa perjalanan yang cepat
yang berlangsung lebih kurang 3 minggu disertai dengan demam, toksemia,
gejala-gejala perut, pembesaran limpa dan erupsi kulit (Soedarto, 1996). Penyakit
infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran cerna dengan gejala demam
lebih dari satu minggu dan terdapat gangguan kesadaran. (Suriadi, Yuliani Rita,
2001)
Typhus
abdominalis (demam tifoid,enteric feve) ialah penyakit infeksi akut yang
biasanya mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari,gangguan
pada saluran cerna dan gangguan kesadaran. (mansjoer,dkk,2000)
Typhus abdominalis adalah penyakit infeksi bakteri hebat yang diawali selaput lender usus dan jika tidak diobati secara progressif menyerbu jaringan di seluruh tubuh. (Tambayong,2000)
Typhus abdominalis adalah penyakit infeksi bakteri hebat yang diawali selaput lender usus dan jika tidak diobati secara progressif menyerbu jaringan di seluruh tubuh. (Tambayong,2000)
2.3.1Penyebab
Demam
tifoid adalah infeksi akut yang disebabkan bakteri Salmonella typhi. Tidak
seperti virus yang dapat beterbangan di udara, bakteri ini hidup di sanitasi
yang buruk seperti lingkungan kumuh, makanan, dan minuman yang tidak higienis.
Salmonella typhi masuk ke dalam tubuh melalui mulut, lalu menyerang tubuh,
terutama saluran cerna.
Proses
bekerjanya bakteri ini ke dalam tubuh manusia lumayan cepat. Yaitu 24-72 jam,
setelah masuk meski belum menimbulkan gejala bakteri telah mencapai organ-organ
hati, kandung empedu, limpa, sumsum tulang, dan ginjal. Gejalanya sendiri baru
muncul setelah 3 sampai 60 hari. Pada masa-masa itulah kuman akan menyebar dan
berkembang biak. Organ tubuh lalu merangsang sel darah putih mengeluarkan zat
interleukin. Zat inilah yang akan merangsang terjadinya gejala demam. Kuman
yang masuk ke hati akan masuk kembali dalam peredaran darah dan menyebar ke
organ tubuh lainnya.
Namun
tidak seluruh bakteri Salmonella typhi dapat menyebabkan demam tifoid.Saat
kuman masuk, tubuh berupaya memberantas kuman dengan berbagai cara. Misalnya,
asam lambung berupaya menghancurkan bakteri, sementara gerakan lambung berupaya
mengeluarkan bakteri. Jika berhasil, orang tersebut akan terhindar dari demam
tifoid.
2.3.2 Tanda Dan Gejala
Gejala biasanya diawali dengan rasa
tidak enak badan, nyeri yang tidak jelas, sakit kepala, konstipasi, lemas, dan
juga mimisan.Dalam beberapa hari sampai minggu, terjadi kenaikan suhu badan
yang bisa mencapai lebih dari 40°C. Pada saat ini, sebuah tanda khas demam
tifoid yang disebut rose spots “bintik merah muda” bisa terlihat, khususnya
pada bagian perut (abdomen). Tanda yang juga dapat dijumpai pada daerah dada
dan punggung ini akan telihat memudar bila ditekan.
Pada akhir minggu pertama, terjadi
gejala-gejala hematopoetik sebagai pembesaran limpa (splenomegali), lekopeni
dan berkurangnya atau menghilangnya dari darah sel-sel lekosit polinukleus dan
eosinofil. Pada minggu kedua, suhu badan akan mengalami remisi harian. Panas
terutama meningkat pada malam hari dengan perbedaan temperatur lebih kurang ½
sampai 2°C dibanding pagi hari. Bila demam sangat tinggi dapat terjadi
penurunan kesadaran dan penderita mengigau.
Pada minggu ketiga,penderita akan mengalami
diare mirip bubur,pendarahan usus yang dikarenakan luka pada usus. Pada tahap
ini typhus bisa menjalar ke organ tubuh lain terutama hati,saluran empedu dan
tulang.
2.3.3 Komplikasi
2.3.3 Komplikasi
Komplikasi biasanya timbul pada minggu
ke-3 atau ke-4 dan terjadi pada ± 25% kasus yang tidak mendapatkan pengobatan.
Kematian sering mengikuti komplikasi ini. Komplikasi tersebut antara lain :
•Gangguan metabolik
• Perdarahan saluran cerna
• Perforasi saluran cerna
• Peritonitis
• Hepatitis tifosa
• Pnemonia
• Ensefalopati tifosa
• Abses otak
• Meningitis
• Osteomielitis
• Endokarditis
• Abses pada berbagai organ
• Komplikasi yang paling sering terjadi dan berbahaya adalah perdarahan dan perforasi saluran cerna. Turunnya suhu tubuh secara drastis sering menjadi pertanda terjadinya komplikasi tersebut.
• Perdarahan saluran cerna
• Perforasi saluran cerna
• Peritonitis
• Hepatitis tifosa
• Pnemonia
• Ensefalopati tifosa
• Abses otak
• Meningitis
• Osteomielitis
• Endokarditis
• Abses pada berbagai organ
• Komplikasi yang paling sering terjadi dan berbahaya adalah perdarahan dan perforasi saluran cerna. Turunnya suhu tubuh secara drastis sering menjadi pertanda terjadinya komplikasi tersebut.
2.3.4 Perawatan dan Pengobatan Penyakit Demam Typhus (Tifoid)
Perawatan dan pengobatan
terhadap penderita penyakit demam Tifoid atau types bertujuan menghentikan
invasi kuman, memperpendek perjalanan penyakit, mencegah terjadinya komplikasi,
serta mencegah agar tak kambuh kembali. Pengobatan penyakit tifus dilakukan
dengan jalan mengisolasi penderita dan melakukan desinfeksi pakaian, faeces dan
urine untuk mencegah penularan.Pasien harus berbaring di tempat tidur selama
tiga hari hingga panas turun, kemudian baru boleh duduk, berdiri dan berjalan.
Selain obat-obatan yang diberikan
untuk mengurangi gejala yang timbul seperti demam dan rasa pusing
(Paracetamol), Untuk anak dengan demam tifoid maka pilihan antibiotika yang
utama adalah kloramfenikol selama 10 hari dan diharapkan terjadi
pemberantasan/eradikasi kuman serta waktu perawatan dipersingkat. Namun
beberapa dokter ada yang memilih obat antibiotika lain seperti ampicillin,
trimethoprim-sulfamethoxazole, kotrimoksazol, sefalosporin, dan ciprofloxacin
sesuai kondisi pasien. Demam berlebihan menyebabkan penderita harus dirawat dan
diberikan cairan Infus.
2.3.5Diet Penyakit Demam Typhus (Tifoid)
Diet yang tepat bagi
penderita typhus abdominlis adalah diet makanan saring.Tujuan diet makan saring
adalah memberikan makanan dalam bentuk semipadat sejumlah yang mendekati
kebutuhan gizi pasien untuk jangka waktu pendek sebagai proses adaptasi
terhadap bentuk makanan yang lebih padat.
Syarat-syarat diet makanan saring adalah:
Syarat-syarat diet makanan saring adalah:
1.
Diberikan dalam jangka waktu singkat,yaitu selama 1-3 hari,karena kurang
memenuhi kebutuhan gizi terutama energi dan tiamin
2. Rendah serat,cukup kalori dan protein namun dalam bentuk cair atau lunak. (disaring atau diblender)
2. Rendah serat,cukup kalori dan protein namun dalam bentuk cair atau lunak. (disaring atau diblender)
3.
Diberikan dalam porsi kecil dan sering,yaitu 6-8 kali sehari.
Penderita penyakit demam Tifoid
selama menjalani perawatan haruslah mengikuti petunjuk diet yang dianjurkan
oleh dokter untuk di konsumsi, antara lain :
1. Makanan yang cukup cairan, kalori, vitamin & protein.
2. Tidak mengandung banyak serat.
3. Tidak merangsang dan tidak menimbulkan banyak gas.
4. Makanan lunak diberikan selama istirahat.
2. Tidak mengandung banyak serat.
3. Tidak merangsang dan tidak menimbulkan banyak gas.
4. Makanan lunak diberikan selama istirahat.
Untuk
kembali ke makanan “normal”, lakukan secara bertahap bersamaan dengan
mobilisasi. Misalnya hari pertama dan kedua makanan lunak, hari ke-3 makanan
biasa, dan seterusnya.
Contoh makanan yang dianjurkan :
Contoh makanan yang dianjurkan :
· Bubur
bayi
· Bubur
beras
· Bubur
sumsum
· Lontong
· Roti
tawar / manis
· Biskuit
· Telur
rebus
· Sop
ayam tanpa sayur
· Soto
ayam
· Semur
ayam
· Bakwan
tanpa saus
Catatan : Bila mencret tidak boleh minum susu,tapi bila tidak,sangat dianjurkan untuk minum susu.
Secara singkat diet makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi penderita typhus abdominalis dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sumber MakananYang dianjurkan Yang Tidak Dianjurkan
1 Karbohidrat Bubur Beras Beras ketan
2 Bubur Bayi Jagung
3 Roti tawar Cantel
4 Ubi
5 Talas
6 Singkong
7 Protein
8 Hewani Telur Rebus Daging
9 Sup ayam tanpa sayur Ayam Berlemak
10 Daging giling Telur goreng
11 Ikan yang diawet
12 Ikan dengan banyak duri
13 b. Nabati Tahu Giling Kacang-kacangan
14 Kacang hijau saring Tahu goreng
15 Sari kedelai Tempe goreng
17 Sayuran Wortel Daun Singkong
18 Labu siam Kacang
19 Labu kuning Lobak
20 Bayam Sawi
21 Buah-buahan Jeruk Jambu Biji
22 Alpukat Nangka
23 Pisang Nanas
24 Pepaya Apel
25 Kedondong
26 Minuman Air Putih Alcohol
Catatan : Bila mencret tidak boleh minum susu,tapi bila tidak,sangat dianjurkan untuk minum susu.
Secara singkat diet makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi penderita typhus abdominalis dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sumber MakananYang dianjurkan Yang Tidak Dianjurkan
1 Karbohidrat Bubur Beras Beras ketan
2 Bubur Bayi Jagung
3 Roti tawar Cantel
4 Ubi
5 Talas
6 Singkong
7 Protein
8 Hewani Telur Rebus Daging
9 Sup ayam tanpa sayur Ayam Berlemak
10 Daging giling Telur goreng
11 Ikan yang diawet
12 Ikan dengan banyak duri
13 b. Nabati Tahu Giling Kacang-kacangan
14 Kacang hijau saring Tahu goreng
15 Sari kedelai Tempe goreng
17 Sayuran Wortel Daun Singkong
18 Labu siam Kacang
19 Labu kuning Lobak
20 Bayam Sawi
21 Buah-buahan Jeruk Jambu Biji
22 Alpukat Nangka
23 Pisang Nanas
24 Pepaya Apel
25 Kedondong
26 Minuman Air Putih Alcohol
27 Teh
encer
28 Minuman
soda
29 Kopi
encer
30 Limun
31 Coklat
32 Susu
33 Lemak
mentega
34 Santan
35 minyak
2.3.6 Upaya Pencegahan
Untuk menghindari penyakit ini ada
baiknya dilakukan upaya pencegahan meliputi :
1.
Lingkungan
Hidup
a. Sediakan
air minum yang memenuhi syarat. Misalnya, diambil dari tempat yang higienis,
seperti sumur dan produk minuman yang terjamin. Jangan gunakan air yang sudah
tercemar. Jangan lupa, masak air terlebih dulu hingga mendidih (100 derajat C).
b.
Pembuangan kotoran
manusia harus pada tempatnya. Juga jangan pernah membuangnya secara sembarangan
sehingga mengundang lalat karena lalat akan membawa bakteri Salmonella typhi.
Terutama ke makanan.
c.
Bila di rumah banyak lalat, basmi hingga
tuntas.
2. Diri Sendiri
a. Lakukan
vaksinasi terhadap seluruh keluarga. Vaksinasi dapat mencegah kuman masuk dan
berkembang biak. Saat ini pencegahan terhadap kuman Salmonella sudah bisa
dilakukan dengan vaksinasi bernama chotipa (cholera-tifoid-paratifoid) atau
tipa (tifoid-paratifoid). Untuk anak usia 2 tahun yang masih rentan, bisa juga
divaksinasi.
b. Menemukan
dan mengawasi pengidap kuman (carrier). Pengawasan diperlukan agar dia tidak
lengah terhadap kuman yang dibawanya. Sebab jika dia lengah, sewaktu-waktu
penyakitnya akan kambuh.
Bab III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pengertian diet
adalah mengatur kadar asupan gizinya sehingga tidak berlebihan atau justru
memasukkan kandungan makanan yang tidak diperlukan tubuh pada kondisi tertentu.
Beberapa prinsip perlu diperhatikan pada saat Anda memutuskan untuk berdiet.
Diet dalam makalah ini dibagi menjadi
diit DM dan diit typhus. Diit DM sendiri adalah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar