Rabu, 05 Februari 2014

Diit DM dan Thypus

Makalah Kebutuhan dasar manusia ii
Diit dm dan typus
Tugas ini untuk memenuhi mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia II



PRODI D-III KEPERAWATAN KAMPUS SIDOARJO
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
Jl. Pahlawan No. 173 A

Kata Pengantar

          Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Kebutuhan Dasar Manusia II yang berjudul  “Diit Diabetes Melitus dan Typus ” .Selawat serta salam kami sanjungkan kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan sekarang. Makalah ini berisi konsep dan berbagai ketentuan mengenai diit diabetes melitus dan typus. Kami berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi seluruh pembaca.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan,baik secara langsung maupun tidak langsung .
Kami juga menyadari bahwa tugas  makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan tugas makalah ini.



                                                                                                Sidoarjo,  Maret 2012


                                                                                      Sidoarjo

DAFTAR ISI

Halaman Judul………………………………………….…………………….
i
Kata Pengantar………………………………………………………………..
ii
Daftar Isi……………………………………………………..............
iii
Bab I     Pendahuluan.………………………………………………………...
iv
 1.1 Latar Belakang

1.1  Latar Belakang…………………………………………………...
1
Bab II    Landasan Teori……………………………………………………...
2
2.1  Naskah Resmi…………………………………………………...
2
2.2  Ejaan yang Disempurnakan…………………………………….
2
Bab III   Pembahasan………………………………………………...……….
3
3.1  Aturan Ejaan yang Disempurnakan…………………………….
3
3.2  Bahasa Indonesia dalam Surat………………………………….
4
        3.2.1 Penggunaan Kata baku……………………………………
5
                    3.2.2 Kata yang Lazim…............………………………………..
5
                      3.2.3 Kata yang Cermat ……………………………………….
5
                      3.2.4 Ungkapan Idiomatik ……………………………………
5
                    3.2.5 Ungkapan Penghubung……………………………………
5
                   3.2.6 Ungkapan yang Bersinonim……………………………….
6
                    3.2.7 Kata-kata yang Mirip……………………………………...
6
                    3.2.8 Penerapan Ejaan yang Disempurnakan……………………
6
             3.3  Penggunaan Ejaan dalam Penulisan komponen Surat………….
7
                    3.3.1  Kepala surat atau Kop Surat……………………………...
7
                    3.3.2  Tanggal surat……………………………………………...
8
                    3.3.3  Nomor surat………………………………………………
9
                   3.3.4   Lampiran ………………………………………………...
9
                   3.3.5   Hal surat………………………………………………….
10
                   3.3.6   Alamat dalam Surat………………………………………
10
                   3.3.7  Salam Pembuka…………………………………………...
12
                    3.3.8  Isi Surat…………………………………………………...
12
                    3.3.9  Salam Penutup…………………………………………….
14
                    3.3.10  Tanda Tangan, Nama Jelas dan Jabatan………………..
15
                   3.3.11   Tembusan……………………………………………….
15
                   3.3.12   Inisial…………………………………………………....
16
Bab IV   Penutup……………………………………………………..………
17
             4.1  Kesimpulan……………………………………………………..
17
4.2  Saran………………………………………………………...….
17




Bab I
Pendahuluan

1.1   Latar Belakang
Diet adalah jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang atau organismetertentu. Jenis diet sangat dipengaruhi oleh latar belakang asal individu atau keyakinan yang dianut masyarakat tertentu. Walaupun manusia pada dasarnya adalah omnivora, suatu kelompok masyarakat biasanya memiliki preferensi atau pantangan terhadap beberapa jenis makanan.
Berbeda dalam penyebutan di beberapa negara, dalam bahasa Indonesia, kata diet lebih sering ditujukan untuk menyebut suatu upaya menurunkan berat badan atau mengatur asupan nutrisi tertentu. Artikel ini akan membahas mengenai diet dalam pengertian yang kedua.
Dalam pekembangannya, diet dalam konteks upaya mengatur asupan nutrisi dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
  • Menurunkan Berat (Massa) Badan misalnya bagi model atau aktris yang ingin menjaga penampilannya.
  • Meningkatkan Berat (Massa) Badan misalnya bagi olahragawan atau atlet binaraga yang ingin meningkatkan massaotot.
  • Pantang Terhadap Makanan Tertentu misalnya bagi penderita diabetes (rendah karbohidrat dan gula).
Dalam makalah ini, penulis mengangkat dua topic, yaitu diit pada penyakit diabetes mellitus dan pada penyakit typus.Seperti kita ketahui, asupan makanan bagi pasien dengan gangguan tersebut sangat penting untuk diperhatikan.Oleh karena itu penulis merasa tertantang untuk mengulas penjelasan mengenai kedua diit tersebut dalam makalah ini.

1.2   Rumusan Masalah

1.2.1      Apa pengertian dari diit
1.2.2       Apa pengertian dari diit diabetes mellitus
1.2.3       Apa pengertian dari diit typus
1.2.4       Bagaimana ketentuan dari diit diabetes mellitus
1.2.5       Bagaimana ketentuan dari diit typus
1.2.6       Bagaimana upaya pencegahan dari kedua penyakit tersebut

1.3   Tujuan

1.3.1       Mampu menjelaskan pengertian dari diit
1.3.2       Mampu menjelaskan pengertian dari diit diabetes mellitus
1.3.3       Mampu menjelaskan pengertian dari diit typus
1.3.4       Mampu menjelaskan ketentuan dari diit diabetes mellitus
1.3.5       Mampu menjelaskan ketentuan dari diit typus
1.3.6       Mampu meenjelaskan upaya pencegahan dari kedua penyakit tersebut












Bab II
Pembahasan

2.1 Pengertian diit
Diet adalah cara memilih makanan untuk dikonsumsi dengan tujuan menurunkan berat badan maupun menjalani gaya hidup sehat.Pengertian diet sebenarnya adalah mengatur pola dan asupan makan, bukan malah mengurangi porsi atau mengubah pola makan, sehingga mengurangi kadar asupan gizi yang sebenarnya diperlukan tubuh. Yang benar adalah mengatur kadar asupan gizinya sehingga tidak berlebihan atau justru memasukkan kandungan makanan yang tidak diperlukan tubuh pada kondisi tertentu. Beberapa prinsip perlu diperhatikan pada saat Anda memutuskan untuk berdiet.
Dalam pekembangannya, diet dalam konteks upaya mengatur asupan nutrisi dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
  • Menurunkan Berat (Massa) Badan misalnya bagi model atau aktris yang ingin menjaga penampilannya.
  • Meningkatkan Berat (Massa) Badan misalnya bagi olahragawan atau atlet binaraga yang ingin meningkatkan massaotot.
  • Pantang Terhadap Makanan Tertentu misalnya bagi penderita diabetes (rendah karbohidrat dan gula).
2.2 PengertianDiabetes Mellitus
Diabetes mellitus, DM  yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit kencing gula adalah kelainan metabolis yang disebabkan oleh banyak faktor, dengan simtoma berupa hiperglisemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, sebagai akibat dari:
Penyakit ini disebabkan oleh adanya kerusakan kelenjar pancreas ataupun alat dalam pancreas, untuk melakukan fungsinya secara wajar, terutama dalam membagi insulin yang memproses gula dalam tubuh dengan baik sehingga kurang aktifnya produksi hormone insulin dari sel kelenjar langerhans pada organ pancreas .macetnya produksi ini bisa karena menyusutnya jumlah sel penghasil hormon insulin sejak seseorang dilahirkan (bawaan; keturunan), serangan virus, atau penyakit dengan degenerative. Bahkan juga akibat penyakit autoimun.
Ada 2 macam type DM :
1.      DM type I atau disebut IDDM (Insulin Dependent Diabetes Melitus).
DM ini tergantung pada insulin.DM ini disrebabkan akibat kekurangan insulin dalam darah yang terjadi karena kerusakan dari sel beta pancreas. Gejala yang menonjol yaitu sering kencing (terutama malam hari), sering lapar, dan sering haus,sebagian penderita DM type ini berat badannya normal atau kurus.Biasanya terjadi pada usia muda dan memerlukan insulin seumur hidup.
2.      DM type II atau disebut NIDDM (Non-Insulin Dependent Diabetes Melitus).
DM ini tidak tergantung insulin. DM ini disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar insulin dapat normal, rendah atau bahkan meningkat tetapi fungsi insulin untuk metabolisme glukosa tidak ada atau kurang.Akibat glukosa dalam darah tetap tinggi sehingga terjadi hiperglikemia, 75% dari penderita DM type II dengan obesitas atau sangat kegemukan dan biasanya  diketahui setelah usia 30 tahun.
Faktor penyebab diabetes mellitus adalah factor keturunan dan diabetes berkaitan erat dengan kegemukan, meskipun mekanismenya belum diketahui dengan jelas dan umur pun juga merupakan factor pada orang dewasa karena semakin bertambahnya umur kemampuan jaringan mengambil glukosa darah semakin menurun.
2.2.1      DiitDiabetes Mellitus
2.2.1.1     Tujuan Diet Diabetes Melitus
Tujuan dari terapi gizi pada penyakit diabetes mellitus adalah menyesuaikan makanan dengan kesanggupan dari tubuh untuk menggunakannya, sehingga membantu penderita untuk :
a. Menurunkan kadar gula darah mendekati normal yang menjadi tujuan utama dalam terapi gizi ini, meskipun kadar gula darah yang benar-benar dalam kisaran normal sangat sulit untuk dipertahankan.
b. Menurunkan gula dalam urine menjadi negatif.
c. Mencapai berat badan normal/ideal.
     Syarat-syarat yang diperlukan untuk diet diabetes mellitus (DM) adalah
1. Kebutuhan kalori disesuaikan dengan kelainan metabolik, umur, berat badan, tinggi badan, dan aktivitas tubuh.
2. Jumlah hidrat arang disesuaikan dengan kesanggupan tubuh dalam menggunakan tubuh dalam menggunakannya.
3. Cukup protein, mineral, vitamin di dalam makanan.

                 Penentuan dari terapi gizi ini juga terkait dengan bahan makanan yang dikonsumsi penderita DM. Bahan makanan yang harus dibatasi oleh penderita DM yaitu sumber hidrat arang kompleks seperti nasi, lontong, roti, ubi, singkong, mie, bihun, macaroni dan makanan lain yang dibuat dari tepung-tepungan. Bahan makanan yang harus dihindari terdiri dari gula murni dan makanan yang diolah dengan gula murni, seperti gula pasir, gula jawa, gula-gula dodol, coklat, jam, madu, sirup, susu kental manis, es krim, kue-kue manis, cake, tarcis, buah dalam kaleng, dendeng, abon, kecap, dan lain-lain.
2.2.1.2 Kebutuhan Zat Gizi pada Penderita DM
Perencanaan makan hendaknya dengan kandungan zat gizi yang cukup dan disertai pengurangan total lemak terutama lemak jenuh. Pengetahuan porsi makanan sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang hari.Penurunan berat badan ringan atau sedang (5–10 kg), sudah terbukti dapat meningkatkan kontrol diabetes, walaupun berat badan idaman tidak dicapai.Penurunan berat badan dapat diusahakan dicapai dengan baik dengan penurunan asupan energi yang moderat dan peningkatan pengeluaran energi.Dianjurkan pembatasan kalori sedang yaitu 250-500 Kkal lebih rendah dari asupan rata-rata sehari. Kebutuhan zat gizi yang dibutuhkan dapat diuraikan sebagai berikut:
1.Protein
Hanya sedikit data ilmiah untuk membuat rekomendasi yang kuat tentang asupan protein orang dengan diabetes.ADA pada saat ini menganjurkan mengkonsumsi 10% – 20% energi dari protein total, sedangkan menurut konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia kebutuhan protein untuk orang dengan diabetes adalah 10 – 15% energi. Asupan protein perlu diturunkan menjadi 0,8 g/kg perhari atau 10% dari kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati pada orang dewasa dan 65% hendaknya bernilai biologi tinggi.
2. Total Lemak
Asupan lemak dianjurkan kurang dari 10% energi dari lemak jenuh dan tidak lebih 10% energi dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan selebihnya yaitu 60 – 70% total energi dari lemak tidak jenuh tunggal dan karbohidrat. Distribusi energi dari lemak dan karbohidrat dapat berbeda-beda setiap individu berdasarkan pengkajian gizi dan tujuan pengobatan.Anjuran persentase energi dari lemak tergantung dari hasil pemeriksaan glukosa, lipid, dan berat badan yang diinginkan. Untuk individu yang mempunyai kadar lipid normal dan dapat mempertahankan berat badan yang memadai (diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan normal pada anak dan remaja) dapat dianjurkan tidak lebih dari 30% asupan energi dari lemak total dan kurang dari 10% energi dari lemak jenuh. Dalam hal ini anjuran asupan lemak di Indonesia adalah 20 – 25% energi. Apabila peningkatan LDL merupakan masalah utama, dapat diikuti anjuran diet dislipidemia tahap II yaitu kurang dari 7% energi total dari lemak jenuh, tidak lebih dari 30% energi dari lemak total dan kandungan kolesterol 200 mg/hari.
Apabila peningkatan trigliserida dan VLDL merupakan masalah utama, pendekatan yang mungkin menguntungkan selain menurunkan berat badan dan peningkatan aktivitas adalah peningkatan sedang asupan lemak tidak jenuh tunggal 20% energi dengan kurang dari 10% energi masing-masing dari lemak jenuh dan tidak jenuh ganda sedangkan asupan karbohidrat lebih rendah. Perencanaan makanan tinggi lemak tidak jenuh tunggal dapat dilakukan antara lain dengan penggunaan nuts, alpukat dan minyak zaitun. Namun demikian pada individu yang kegemukan peningkatan asupan lemak dapat memperburuk kegemukannya. Pasien dengan kadar trigliserida lebih dari 1000 mg/dl mungkin memerlukan penurunan semua tipe lemak makanan untuk menurunkan kadar lemak plasma dalam bentuk kilomikron.
3. Lemak Jenuh dan Kolesterol
Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolesterol adalah untuk menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler.Oleh karena itu, kurang dari 10% asupan energi sehari seharusnya dari lemak jenuh dan asupan makanan kolesterol makanan hendaknya dibatasi tidak lebih dari 300 mg per hari.Namun demikian rekomendasi ini harus disesuaikan dengan latar belakang budaya dan etnik.
4. Karbohidrat dan Pemanis
Rekomendasi tahun 1994 lebih menfokuskan pada jumlah total karbohidrat dari pada jenisnya. Rekomendasi untuk sukrosa lebih liberal, menilai kembali fruktosa dan lebih konservatif untuk serat. Buah dan susu sudah terbukti mempunyai respon glikemik menyerupai roti, nasi dan kentang. Walaupun berbagai tepung-tepungan mempunyai respon glikemik yang berbeda, prioritas hendaknya lebih pada jumlah total karbohidrat yang dikonsumsi daripada sumber karbohidrat. Anjuran konsumsi karbohidrat untuk orang dengan diabetes di Indonesia adalah 60–70% energi.
5. Sukrosa
Bukti ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari perencanaan makan tidak memperburuk kontrol glukosa darah pada individu dengan diabetes tipe 1 dan 2. Sukrosa dan makanan yang mengandung sukrosa harus diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat makanan lain dan tidak hanya dengan menambahkannya pada perencanaan makan. Dalam melakukan substitusi ini kandungan zat gizi dari makanan-makanan manis yang pekat dan kandungan zat gizi makanan yang mengandung sukrosa harus dipertimbangkan, demikian juga adanya zat gizi-zat gizi lain pada makanan tersebut seperti lemak yang sering dimakan bersama sukrosa. Mengkonsumsi makanan yang bervariasi memberikan lebih banyak zat gizi dari pada makanan dengan sukrosa sebagai satu-satunya zat gizi.


6. Pemanis Buatan
a.                   Fruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil daripada sukrosa dan kebanyakannya karbohidrat jenis tepung-tepungan. Dalam hal ini fruktosa dapat memberikan keuntungan sebagai bahan pemanis pada diet diabetes. Namun demikian, karena pengaruh penggunaan dalam jumlah besar (20% energi) yang potensial merugikan pada kolesterol dan LDL, fruktosa tidak seluruhnya menguntungkan sebagai bahan pemanis untuk orang dengan diabetes. Penderita dislipidemia hendaknya menghindari mengkonsumsi fruktosa dalam jumlah besar, namun tidak ada alasan untuk menghindari makanan seperti buah dan sayuran yang mengandung fruktosa alami ataupun konsumsi sejumlah sedang makanan yang mengandung pemanis fruktosa.
b.                  Sorbitol, mannitol dan xylitol adalah gula alkohol biasa (polyols) yang menghasilkan respon glikemik lebih rendah daripada sukrosa dan karbohidrat lain. Penggunaan pemanis tersebut secara berlebihan dapat mempunyai pengaruh laksatif.
c.                   Sakarin, aspartam, acesulfame adalah pemanis tak bergizi yang dapat diterima sebagai pemanis pada semua penderita DM.
7. Serat
Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk orang yang tidak diabetes. Dianjurkan mengkonsumsi 20–35 gram serat makanan dari berbagai sumber bahan makanan.Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25 gram/hari dengan mengutamakan serat larut.
8. Natrium
Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu tidak lebih dari 3000 mg, sedangkan bagi yang menderita hipertensi ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mg natrium per hari.
2.2.1.3 Prinsip Perencanaan Diet Penderita dengan DM Kebutuhan Kalori
       Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal komposisi energi adalah 60–70% dari karbohidrat, 10-15% dari protein dan 20–25% dari lemak. Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan orang dengan diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan berdasarkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30 kalori/kg BB ideal, ditambah dan dikurangi bergantung pada beberapa faktor yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas, kehamilan/laktasi, adanya komplikasi dan berat badan. Cara lain adalah seperti di bawah ini:
1. Dewasa Kalori/kg BB Ideal
2. Kerja santai Sedang Berat
3. Gemuk 25 30 35
4. Normal 30 35 40
5. Kurus 35 45 40 – 45
Sedangkan cara yang lebih mudah lagi adalah dengan pegangan kasar, yaitu untuk pasien kurus 2300 – 2500 kalori, normal 1700 – 2100 kalori dan gemuk 1300 - 1500 kalori. Perhitungan jumlah kalori ditentukan oleh status gizi, umur, ada tidaknya stress akut, dan kegiatan jasmani. Penentuan status gizi dapat dipakai indeks masa tubuh (IMT), rumus Brocca dan persentasi dari Relative Body Weight (RBW).

2.3 Pengertian Typus abdominalis
Thypus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasa mengenai saluran pencernaan. Gejala yang biasa ditimbulkan adalah demam yang tinggi lebih dari 1 minggu, gangguan pada saluran pencernaan, dan gangguan kesadaran (FKUI, 1985).

     Thypus Abdominalis adalah suatu penyakit infeksi pada usus halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran (Rampengan,1990).
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh salmonella typhi atau salmonella paratyphi A, B, atau C. Penyakit ini mempunyai tanda-tanda khas berupa perjalanan yang cepat yang berlangsung lebih kurang 3 minggu disertai dengan demam, toksemia, gejala-gejala perut, pembesaran limpa dan erupsi kulit (Soedarto, 1996). Penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran cerna dengan gejala demam lebih dari satu minggu dan terdapat gangguan kesadaran. (Suriadi, Yuliani Rita, 2001)
Typhus abdominalis (demam tifoid,enteric feve) ialah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari,gangguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran. (mansjoer,dkk,2000)
Typhus abdominalis adalah penyakit infeksi bakteri hebat yang diawali selaput lender usus dan jika tidak diobati secara progressif menyerbu jaringan di seluruh tubuh. (Tambayong,2000)
2.3.1Penyebab
Demam tifoid adalah infeksi akut yang disebabkan bakteri Salmonella typhi. Tidak seperti virus yang dapat beterbangan di udara, bakteri ini hidup di sanitasi yang buruk seperti lingkungan kumuh, makanan, dan minuman yang tidak higienis. Salmonella typhi masuk ke dalam tubuh melalui mulut, lalu menyerang tubuh, terutama saluran cerna.
Proses bekerjanya bakteri ini ke dalam tubuh manusia lumayan cepat. Yaitu 24-72 jam, setelah masuk meski belum menimbulkan gejala bakteri telah mencapai organ-organ hati, kandung empedu, limpa, sumsum tulang, dan ginjal. Gejalanya sendiri baru muncul setelah 3 sampai 60 hari. Pada masa-masa itulah kuman akan menyebar dan berkembang biak. Organ tubuh lalu merangsang sel darah putih mengeluarkan zat interleukin. Zat inilah yang akan merangsang terjadinya gejala demam. Kuman yang masuk ke hati akan masuk kembali dalam peredaran darah dan menyebar ke organ tubuh lainnya. 
Namun tidak seluruh bakteri Salmonella typhi dapat menyebabkan demam tifoid.Saat kuman masuk, tubuh berupaya memberantas kuman dengan berbagai cara. Misalnya, asam lambung berupaya menghancurkan bakteri, sementara gerakan lambung berupaya mengeluarkan bakteri. Jika berhasil, orang tersebut akan terhindar dari demam tifoid.
        
2.3.2 Tanda Dan Gejala
         Gejala biasanya diawali dengan rasa tidak enak badan, nyeri yang tidak jelas, sakit kepala, konstipasi, lemas, dan juga mimisan.Dalam beberapa hari sampai minggu, terjadi kenaikan suhu badan yang bisa mencapai lebih dari 40°C. Pada saat ini, sebuah tanda khas demam tifoid yang disebut rose spots “bintik merah muda” bisa terlihat, khususnya pada bagian perut (abdomen). Tanda yang juga dapat dijumpai pada daerah dada dan punggung ini akan telihat memudar bila ditekan.
         Pada akhir minggu pertama, terjadi gejala-gejala hematopoetik sebagai pembesaran limpa (splenomegali), lekopeni dan berkurangnya atau menghilangnya dari darah sel-sel lekosit polinukleus dan eosinofil. Pada minggu kedua, suhu badan akan mengalami remisi harian. Panas terutama meningkat pada malam hari dengan perbedaan temperatur lebih kurang ½ sampai 2°C dibanding pagi hari. Bila demam sangat tinggi dapat terjadi penurunan kesadaran dan penderita mengigau.
     Pada minggu ketiga,penderita akan mengalami diare mirip bubur,pendarahan usus yang dikarenakan luka pada usus. Pada tahap ini typhus bisa menjalar ke organ tubuh lain terutama hati,saluran empedu dan tulang.



2.3.3 Komplikasi
         Komplikasi biasanya timbul pada minggu ke-3 atau ke-4 dan terjadi pada ± 25% kasus yang tidak mendapatkan pengobatan. Kematian sering mengikuti komplikasi ini. Komplikasi tersebut antara lain :
Gangguan metabolik
• Perdarahan saluran cerna
• Perforasi saluran cerna
• Peritonitis
• Hepatitis tifosa
• Pnemonia
• Ensefalopati tifosa
• Abses otak
• Meningitis
• Osteomielitis
• Endokarditis
• Abses pada berbagai organ
• Komplikasi yang paling sering terjadi dan berbahaya adalah perdarahan dan perforasi saluran cerna. Turunnya suhu tubuh secara drastis sering menjadi pertanda terjadinya komplikasi tersebut.

2.3.4 Perawatan dan Pengobatan Penyakit Demam Typhus (Tifoid)
Perawatan dan pengobatan terhadap penderita penyakit demam Tifoid atau types bertujuan menghentikan invasi kuman, memperpendek perjalanan penyakit, mencegah terjadinya komplikasi, serta mencegah agar tak kambuh kembali. Pengobatan penyakit tifus dilakukan dengan jalan mengisolasi penderita dan melakukan desinfeksi pakaian, faeces dan urine untuk mencegah penularan.Pasien harus berbaring di tempat tidur selama tiga hari hingga panas turun, kemudian baru boleh duduk, berdiri dan berjalan.
            Selain obat-obatan yang diberikan untuk mengurangi gejala yang timbul seperti demam dan rasa pusing (Paracetamol), Untuk anak dengan demam tifoid maka pilihan antibiotika yang utama adalah kloramfenikol selama 10 hari dan diharapkan terjadi pemberantasan/eradikasi kuman serta waktu perawatan dipersingkat. Namun beberapa dokter ada yang memilih obat antibiotika lain seperti ampicillin, trimethoprim-sulfamethoxazole, kotrimoksazol, sefalosporin, dan ciprofloxacin sesuai kondisi pasien. Demam berlebihan menyebabkan penderita harus dirawat dan diberikan cairan Infus.

2.
3.5Diet Penyakit Demam Typhus (Tifoid)
Diet yang tepat bagi penderita typhus abdominlis adalah diet makanan saring.Tujuan diet makan saring adalah memberikan makanan dalam bentuk semipadat sejumlah yang mendekati kebutuhan gizi pasien untuk jangka waktu pendek sebagai proses adaptasi terhadap bentuk makanan yang lebih padat.
Syarat-syarat diet makanan saring adalah:
1. Diberikan dalam jangka waktu singkat,yaitu selama 1-3 hari,karena kurang memenuhi kebutuhan gizi terutama energi dan tiamin
2. Rendah serat,cukup kalori dan protein namun dalam bentuk cair atau lunak. (disaring atau diblender)
3. Diberikan dalam porsi kecil dan sering,yaitu 6-8 kali sehari.

Penderita penyakit demam Tifoid selama menjalani perawatan haruslah mengikuti petunjuk diet yang dianjurkan oleh dokter untuk di konsumsi, antara lain :
1. Makanan yang cukup cairan, kalori, vitamin & protein.
2. Tidak mengandung banyak serat.
3. Tidak merangsang dan tidak menimbulkan banyak gas.
4. Makanan lunak diberikan selama istirahat.
Untuk kembali ke makanan “normal”, lakukan secara bertahap bersamaan dengan mobilisasi. Misalnya hari pertama dan kedua makanan lunak, hari ke-3 makanan biasa, dan seterusnya.
Contoh makanan yang dianjurkan : 
·      Bubur bayi
·      Bubur beras
·      Bubur sumsum
·      Lontong
·      Roti tawar / manis
·      Biskuit
·      Telur rebus
·      Sop ayam tanpa sayur
·      Soto ayam
·      Semur ayam
·       Bakwan tanpa saus
Catatan : Bila mencret tidak boleh minum susu,tapi bila tidak,sangat dianjurkan untuk minum susu.
     Secara singkat diet makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi penderita typhus abdominalis dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Sumber MakananYang dianjurkan Yang Tidak Dianjurkan
1 Karbohidrat Bubur Beras Beras ketan
2 Bubur Bayi Jagung
3 Roti tawar Cantel
4 Ubi
5 Talas
6 Singkong
7 Protein
8 Hewani Telur Rebus Daging
9 Sup ayam tanpa sayur Ayam Berlemak
10 Daging giling Telur goreng
11 Ikan yang diawet
12 Ikan dengan banyak duri
13 b. Nabati Tahu Giling Kacang-kacangan
14 Kacang hijau saring Tahu goreng
15 Sari kedelai Tempe goreng
17 Sayuran Wortel Daun Singkong
18 Labu siam Kacang
19 Labu kuning Lobak
20 Bayam Sawi
21 Buah-buahan Jeruk Jambu Biji
22 Alpukat Nangka
23 Pisang Nanas
24 Pepaya Apel
25 Kedondong
26 Minuman Air Putih Alcohol 
27 Teh encer
28 Minuman soda
29 Kopi encer
30 Limun
31 Coklat
32 Susu
33 Lemak mentega
34 Santan
35 minyak




2.3.6 Upaya Pencegahan
Untuk menghindari penyakit ini ada baiknya dilakukan upaya pencegahan meliputi :
1.      Lingkungan Hidup 
a.      Sediakan air minum yang memenuhi syarat. Misalnya, diambil dari tempat yang higienis, seperti sumur dan produk minuman yang terjamin. Jangan gunakan air yang sudah tercemar. Jangan lupa, masak air terlebih dulu hingga mendidih (100 derajat C).
b.      Pembuangan kotoran manusia harus pada tempatnya. Juga jangan pernah membuangnya secara sembarangan sehingga mengundang lalat karena lalat akan membawa bakteri Salmonella typhi. Terutama ke makanan.
c.       Bila di rumah banyak lalat, basmi hingga tuntas.

2. Diri Sendiri 
a.    Lakukan vaksinasi terhadap seluruh keluarga. Vaksinasi dapat mencegah kuman masuk dan berkembang biak. Saat ini pencegahan terhadap kuman Salmonella sudah bisa dilakukan dengan vaksinasi bernama chotipa (cholera-tifoid-paratifoid) atau tipa (tifoid-paratifoid). Untuk anak usia 2 tahun yang masih rentan, bisa juga divaksinasi.
b.   Menemukan dan mengawasi pengidap kuman (carrier). Pengawasan diperlukan agar dia tidak lengah terhadap kuman yang dibawanya. Sebab jika dia lengah, sewaktu-waktu penyakitnya akan kambuh. 






Bab III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
    Pengertian diet adalah mengatur kadar asupan gizinya sehingga tidak berlebihan atau justru memasukkan kandungan makanan yang tidak diperlukan tubuh pada kondisi tertentu. Beberapa prinsip perlu diperhatikan pada saat Anda memutuskan untuk berdiet.
Diet dalam makalah ini dibagi menjadi diit DM dan diit typhus. Diit DM sendiri adalah







Tidak ada komentar:

Posting Komentar